Coklat Senilai Darah

Judul buku              : Chocoblood: Saat Coklat Senilai Darah

Penulis                   : Adam Endraprianto

Penerbit                 : DAR! Mizan

Tahun Terbit          : 2013

Tebal buku             : 168  hlm

Kekacauan terjadi di kota Bogor. Sekelompok organisasi mengincar dan menyerang Fitri. Kehidupan tenang Fitri dan tunangannya, Indra 3 hari menjelang pernikahannya pun tiba-tiba menjadi serba menegangkan. Hal ini bermula sejak peluru mengenai bahu Fitri sehingga membuatnya dilarikan ke rumah sakit. Setelah masuk ke rumah sakit, penyerangan tak berhenti dilakukan. Fitri tetap diincar oleh organisasi tersebut. Bahkan walaupun klien yang meminta dilakukannya pembunuhan terhadap Fitri sudah tertangkap polisi karena teribat dalam kasus pembunuhan yang terjadi di rumah sakit yang sama dengan rumah sakit tempat Fitri dirawat, anehnya organisasi bayaran ini tetap akan melakukan rencana pembunuhan terhadap Fitri. Alasannya? Hanya ‘chief’ yang tahu. Pimpinan organisasi ini tidak mau memberitahukan alasannya pada siapapun.

Tak disangka, beberapa anggota organisasi berniat mengkhianati organisasi dan memilih menyelamatkan nyawa Fitri. Sang ‘chief’ yang mengetahui hal ini pun segera bertindak cepat. Ia menantang Gin, salah seorang anggota yang berkhianat, untuk mengalahkannya. Polisi yang mengetahui kasus ini pun segera menyelidiki. Alhasil, kejar-kejaran antara polisi, ‘chief’ dan pengikutnya yang masih setia padanya, serta Gin selalu dipenuhi dengan baku tembak. Apa yang sebenarnya dikejar oleh ‘chief’ alias pimpinan organisasi ini dari Fitri sehingga ia mati-matian mengincarnya? Benarkah alasannya hanya demi resep cokelat mendiang Ibu Fitri dahulu?

Kelebihan

Pembawaan cerita pada novel  ini bagus sekali. Dengan beberapa adegan aksi yang dibawakan oleh penulis berhasil diceritakan dengan detail dan cukup untuk membuat para pembaca deg-degan.

Pertama, judul yang dipilih; Choco Blood. Judul buku ini sangat berkaitan dengan inti ceritanya dimana para organisasi yang mengincar Fitri untuk memperoleh resep coklat. Ketika harga sebuah resep coklat setara dengan darah.

Kedua, gaya bahasa di novel ini sangat baik. Pilihan kata-kata dari penulis membuat kalimat dalam bacaan tersebut menarik dan sesuai dengan cerita yang dibawakan oleh penulis.

Kekurangan

Alur pada novel ini sudah cukup rapi. Hanya saja untuk ukuran novel thriller, cerita yang di susun  masih kurang detail sehingga terkesan buru-buru. Hal ini akan menyebabkan pembaca merasa tidak santai ketika membacanya, karena dalam pengejaran penjahat, tokoh utama nyaris tak ada istirahatnya. Sekalipun keadaannya memang begitu, penjabaran cerita yang lebih detail akan membuat pembaca merasakan segala tindakan cepat tokoh berada pada ritme yang cukup lambat sehingga pembaca dapat menikmati alur cerita dan memberikan efek lebih terbawa suasana.

Leave a Comment

Your email address will not be published. Required fields are marked *