Pengalaman Yang Tak Terduga

Freepic: Pengalaman Tak Terduga

Kalila Fayza (Siswa kelas IX ICP)

            Hai nama ku Dodo, sekarang aku mau menceritakan tentang pengalamanku di Ramadhan ini. Sebelum aku mulai, aku tidak terlalu bisa puasa. Aku tahu ini sangat memalukan, sebagai kelas dua SD yang tidak terlalu bisa puasa, aku ingin mengubah semua hal itu.

            Bulan puasa tahun lalu tidak terlalu berjalan dengan baik. “Ma… aku lapar, bolehkah aku meminum air ini?”, tanyaku kepada mama sambil menunjuk ke arah kulkas yang ada di sebelahku. “Tentu saja tidak boleh, katanya mau puasa satu hari penuh.”, jawab mamaku. “Jangan sampai berpikir untuk minum atau makan dari kulkas itu, walaupun mama akan berada di kamar sebelah, mama tahu semua trik yang akan kamu lakukan dengan kulkas itu.”.

            Dulu aku kan anak yang bandel, jadi bulan puasa lalu aku berpikir, “Kalau kata mama kan tidak boleh minum dari kulkas, tapi kan air tidak hanya ada di kulkas.”. Aku pun melihat kran air kamar mandi. Aku coba sedikit saja, rasanya tidak terlalu enak sih, kan air kamar mandi. Tapi lumayan, aku jadi tidak haus lagi. Tapi jangan ditiru ya, makannya di bulan Ramadhan ini aku ingin menjadi anak yang lebih baik dari sebelumnya.

            Hari pertama puasa di bulan Ramadhan ini, aku sudah bosan dan lapar. Lalu aku bertanya pada mama, “Ma, aku bosan. Bagaimana ini?”. “Coba kamu cari kegiatan seperti mama sekarang ini. Mama sedang online shopping.”, jawab mama sambil menunjuk laptopnya. “Online shopping? mama mau beli baju?” tanyaku. “Tidak, mama cuma ingin melihat-lihat saja barangkali ada baju yang cocok.”, jawab mama.

            Aku pun melihat ke laptop mama, di website itu aku melihat ada buku tua yang sangat bagus. Di bawah nya ada tulisan, “Buku ini adalah buku yang ajaib, bisa menghilangkan wabah penyakit.  Jika kau susah puasa maka buku ini cocok untuk mu. Belilah sekarang! “

            Aku bertanya lagi ke mama, “Maksud buku ini apa ya?”“Buku ini, kamu mau beli?”, tanya mama. “Kasihan juga ya penjual buku ini, bukunya bagus, tapi tidak ada yang ingin membelinya, aku beli bukunya deh.”, jawabku. “Oke, kalo kamu mau tanya tentang buku ini, hubungi nomer ini saja.”, kata mama.

            Aku pun menghubungi nomor tersebut, “Permisi, apa benar buku ini bisa menghilangkan wabah, dan bisa membantu puasaku?”, tanyaku kepada penjual. “Oh, benar sekali, buku ini adalah buku kuno yang sangat istimewa, sampul buku yang terbuat dari kulit yang membuat buku ini sangat awet. Izinkan saya untuk menceritakan buku ini. Pada zaman dahulu ada satu suku yang tertimpa sebuah wabah penyakit, semua orang menderita, tapi di tengah semua itu Sang Kepala Suku memustuskan untuk menulis sesuatu di buku tersebut. Setelah dia menulis, wabah penyakit tersebut pun hilang. Legenda berkata bahwa selama satu hari itu Sang Kepala Suku menulis tanpa ada kemauan untuk makan ataupun minum. Jadi, apakah anda ingin membeli buku ini?”, tanya Si Penjual. Aku pun tertarik dan membeli buku tersebut.

            Setelah beberapa hari kemudian bukunya telah sampai, aku sangat bersemangat untuk mendapatkan buku tersebut, “Tapi apa yang aku akan lakukan kepada buku ini?”, tanyaku kepada diriku sendiri. Setelah berhari-hari aku tidak tahu apa yang akan tulis di buku ini. Apa yang sangat spesial dengan buku ini? Aku pun menghubungi si penjual buku itu lagi, “Permisi Bapak, apakah benar buku ini bisa menyembuhkan wabah, apalagi membantu puasaku?”. “Sebenarnya kamu kena tipu, ini nama nya trik dalam menjual, anak muda, aku mengarang semua cerita itu dan tidak ada pengembalian dana.”, jawab penjual buku. Aku pun sangat terkejut, siapa yang tega untuk menipu anak kelas dua SD. Penjual tersebut sanagt licik, batinku.

            “Jangan marah, apakah kamu merasa lapar ataupun haus? Kurasa tidak, karena kamu sangat fokus terhadap buku tersebut, buku tersebut juga mengetes kesabaran dan kreatifitas mu, dan Sang Kepala Suku bisa menghilangkan wabah penyakit tersebut karena dia menulis vaksinnya, jadi aku hanya berbohong sedikit saja”, kata Si Penjual.

            Aku sangat kecewa, tapi sebenarnya Si Penjual tersebut ada benarnya juga, buku ini agak membantu dengan puasaku. Tapi jika aku ingin menghilangkan wabah penyakit ini maka aku harus menulis vaksinnya, tapi aku bukanlah orang yang pintar dan hebat seperti Sang Kepala Suku. Aku berpikir sambil menoleh ke jendelaku, dan di luar sana ada poster yang mengatakan bahwa kita harus tetap di rumah saja, agar kita bisa mencegah penyebaran wabah ini.

            Bagaimana jika aku menulis cerita yang lucu di buku ini, agar teman-teman ku tidak bosan di rumah. Akhirnya aku menulis cerita lucu di buku tersebut dan mengirimnya ke teman-temanku, semua orang menyukainya, dan puasaku terasa lebih mudah. Oh iya satu hal lagi aku akan lebih berhati-hati saat aku melakukan online shopping.

Leave a Comment

Your email address will not be published. Required fields are marked *